Untuk menjawab
itu, kita mesti memahami Kristologi dengan sewajarnya. Yah
…maksudnya, dari Alkitab dan Majmak-majmak gereja (Church Councils) yang
mencuba merumuskan Ortodoksi (kriteria dan syarat iman yang benar).
Dalam konsili Efesus, kesatuan Kristus dirumuskan sebagai "mia phisis
ton theon logon sesarkomene" (Satu Kodrat Firman Allah yang menjadi
Manusia). Jadi, Kristus itu "satu peribadi dari dua, dan satu
tabiat-ganda dari dua tabiat". Bahasa Arabnya:
"uqnuman
wahidan min uqnumain, wa thobi'atan wahidan murokabbat min tha-bi'atin."
Maaf, kami sering
mengutip dan memetik dari teks Arab, ya gimana lagi. Memang buku-buku
sumber gereja-gereja di Timur Tengah berbahasa Arab. Dan itu saya lakukan untuk
menjawab fitnah sejarah orang Barat (yang tuduh) bahwa gereja Koptik dan Syria
itu...kononnya "Monophisit". Ini salah sama sekali kerana kedua
gereja ini tidak pernah menjadi pengikut ajaran bida'ah Eutyches, tetapi hanya
setia mempertahankan formula Mar Kyrillos yang ditegakkan pada Konsili/majmak
Efesus tahun 341 T.M.
Padahal fitnah
itu muncul kerana orang Byzantium telah gagal menindas kebudayaan Semitik
gereja-gereja Timur Tengah. Mereka justru melindungi kebebasan Gereja-gereja
Arab untuk mengekspresikan iman bercorak Semitik itu kepada pemerintah Islam.
Kembali ke pokok
pertanyaan Anda. Kesatuan tabiat ganda Kristus itu berasal dari dua tabiat,
yaitu tabiat Keilahian-Nya sebagai Firman Allah yang tidak lain dari Allah
sendiri (Yohanes 1:1). Dan kodrat-Nya sebagai Manusia yang dilahirkan
oleh Maryam. Sedangkan antara keilahian-Nya dan kemanusiaan itu :
"bi
dunu akhtalathanya wa la amtajaz, wa la astahalat".
Maksudnya :
Secara
sedemikian rupa, hingga tanpa bercampur-baur dan tanpa berubah.
Pernyataan-pernyataan
di atas bersumber kepada bahan-bahan ilmiah berbahasa Arab, yakni : Tarikh
Al-Kanisah, al-Majma'al-Maskuni-yat al-awwal wa al-Ghazawat al-kubra,
yaitu Kitab Sejarah Gereja yang memuat keputusan Konsili-konsili Ekumenis
Permulaan, karangan Abba Maurice Yuqarin.
Nah, Kristus mati
dalam kodrat-Nya sebagai Manusia tadi. Kemanusiaan yang secara sedemikian rupa
tidak bercampur-baur dengan zatNya sebagai Firman Allah. Oleh karena itu,
penderitaan-Nya tidak dapat dan tidak mungkin dapat menyentuh keilahian-Nya
sebagai Firman Allah yang memang beyond, mengatasi kematian.
Sehingga pada saat menghadapi sakaratul maut, Isa A.S.-sebagai insan sempurna
dan Manusiawi, telah berseru, "Eli, Eli, Lama sabhaktani."
Anda lihat
sendiri, dimanakah unsur 'Monophisit'nya? Jadi sebenar, Kristologi sama dengan
formula Konsili Kalsedon tahun 451, yang pada umumnya dianuti sama-sama oleh
Gereja Katolik, Ortodoks Yunani, dan semua Gereja-gereja Protestan. Beda
"Sang Subjek" yang satu itu, dalam formula Kalsedonia disebut "mia
phisis ton theon logon sesarkomene" (satu tabiat menjelma Firman
Allah).
Dan Konsili
Kalsedon pun memberikan kesaksian jelas lagi keras, yaitu "memecat imam
mereka yang mengatakan 'keilahian Firman Allah dapat menderita'". Jadi
jelas, yang mati itu hanya tubuh kemanusiaan-Nya dan Baginda telah memanggil
Bapa sebagai Allah dalam keadaan kemanusiaan-Nya.